Blogger templates

Tuesday, October 18, 2011

Selamat malam NESYA Part 1

Gue adalah seorang cowok sederhana. Hidup di sebuah kota besar dengan menyandang status mahasiswa. Gue punya 2 teman akrab bernama Sindu dan Herman. Kami bertiga kuliah dalam satu universitas yang sama meski jurusan yang kita ambil berbeda. Di kampus gue, ratusan bahkan ribuan model cewek ada disitu. Mulai dari yang cantik, jelek (sori), kurus, gemuk, montok, kerempeng, ada semua deh. Namun dari sekian banyak mahasiswi di kampus gue, yang paling gue sering perhatiin adalah dua cewek cakep bernama Ida dan Nesya. Gue sering perhatiin mereka karena bagi gue Cuma mereka yang berasa klik di hati. Sebenarnya sih mereka juga bukan anak jurusan yang sama kayak gue, tapi gedung kuliah mereka yang ada di samping gedung kuliah gue membuat mereka sering melintas. Ida, seorang cewek yang kayaknya blasteran arab atau india gitu. Tingginya kalau gue sejajarin ama gue, tinggian dia dikit, mungkin sekitar 173 cm. cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia. Hidung super mancung, warna kulit kayak kajol (artis india) agak coklat. Rambut lumayan bergelombang dengan panjang sebahu lebih dikit. Gemuk sih tidak, tapi dengan tinggi badan segitu membuat onderdil lain juga mengimbangi ukurannya. Gue simpulkan dia cukup proposional karena saat dia pakai kaos ketat, perutnya cukup rata dan tidak ada penumpukan lemak disana. Nesya, wajah Indonesia banget. Tinggi sekitar 160 cm. Hidung mancung (tidak semancung Ida). Warna kulit lebih kuning dari pada Ida, sebangsa warna kulit vokalis geisya dan tidak putih-putih banget, cukup teranglah. Rambut lurus panjang kayak iklan shampoo. Bibir mungil. Badan tidak gemuk menurut gue. Ukuran dada dan bumper belakang (pantat) standar Indonesia (gak gede-gede banget). Tapi ukuran yang serba tidak over itulah yang membuat dia terlihat lebih langsing dan semampai. Lesung pipit menambah keindahan tersendiri pada wajahnya. Gue sebenarnya belum kenal ama dua gadis itu. Gue selama ini hanya mengagumi sebatas mencuri pandang saja. Hingga pada suatu saat, gue sedang tampil di panggung dan kebetulan mereka menonton. Selesai manggung ternyata anak grup gue nge-band duduk istirahatnya deket ama mereka berdua. Jadinya kita pun saling berkenalan ( siapa sih yang gak mau kenalan ama cewek cakep ). Upss.. sedikit terlupa, gue cukup aktif sebagai anggota grup band anak kampus. Di band itu gue pegang alat gitar. Band kami sering ikut tampil pada acara-acara kampus seperti saat ini. Kembali ke proses perkenalan, gue jadi tahu kalau mereka berdua tuh asyik ngobrolnya. Cuma karena suara bising di panggung membuat konsentrasi obrolan sedikit terganggu. Akhirnya perkenalan saat itu hanya berlangsung sebatas membahas para penampil di panggung hingga usai acara dan kami berpisah. Dua hari setelah acara nge-band, gue lagi asyik duduk di taman kampus sambil minum 1 plastik jumbo jus semangka, berasa seger banget tenggorokan gue di siang yang panas itu. Jam kuliah kosong, jadinya gue Cuma nongkrong aja di kursi taman sambil main game di HP. “Hai..Bang..” terdengar suara cewek menegur gue. Karena sibuk menatap layar HP sampai-sampai gue ga sadar kalau ada dua cewek melintas dan berdiri tepat ½ meter dari tempat gue duduk. Gue angkat kepala agak tengadah, dari kaki terus ke atas gue sapu tubuh mereka dengan pandangan. Sesaat pandangan gue berhenti di gundukan cukup besar dada dari salah satu cewek itu, reflex gue menelan ludah namun tiba-tiba gue disadarkan oleh tepukan tangan salah satu dari mereka di pundak gue. “ hei..kok malah bengong gitu”. Kontan kue langsung pura-pura lihat pemandangan alam sekitar, malu gue ketahuan lagi melototin dada orang dari dekat. Mereka yang dating adalah Ida dan Nesya yang kenalan ama gue dua hari yang lalu. Grogi juga gue man. Disamperin 2 cewek, gue lagi sendiri. Gue belum pernah pacaran man. Sekali pernah nembak cewek ditolak, sampai sekarang jadinya gue takut plus minder buat ndeketin cewek lagi. Makanya saat didatengin cewek seperti mereka, gue cukup nervous gitu. Seorang pria dewasa tanpa pengalaman. “Sendiri bang…mana teman-teman band nya?” si Nesya bertanya ke gue begitu. Dasar gue si minder, gue cuman bisa jawab “eh..anu …si anang lagi ada kul kul kuliah, kalau yang lain ga tau kemana”. Kayak orang gagap man. Namanya grogi mo gimana lagi. Apalagi sambil memandang 4 paha di tutup celana jeans ketat lagi berdiri depan wajah gue. Salah tingkah. “Boleh ikut duduk ?” Ida bertanya sambil langsung menarik tangan nesya untuk duduk di kursi panjang depan gue tanpa menunggu gue persilahkan. Mau gak mau gue persilahkan mereka duduk. Siang itu Ida memakai celana jeans biru tua ketat dipadu dengan Kemeja lengan panjang dari bahan satin sehingga cukup menyuguhkan pemandangan seksi di bagian dada dan pantat dia yang mantap. Nesya memakai celana jeans ketat juga warna coklat muda ( kali ini baru gue tahu, lumayan bahenol juga ternyata pantatnya meski tidak se tembem Ida ), kaos Ketat warna senada yang dikenakan nesya dengan gambar mickey mouse di dada cukup membuat mister P gue senut-senut. Hanya sebatas senut-senut, selebihnya gue udah menundukkan muka karena minder berhadapan wajah dengan mereka. Ida cukup pandai menguasai keadaan sehingga tak perlu menunggu waktu yang lama untuk mencairkan suasana yang sebelumnya kaku. "din, mau gak temenin kita-kita nonton konser GIGI nanti malam? rada takut nih kita kalau gak ada cowok yang jagain " kata Ida. Dan karena memang tidak ada kegiatan nanti malam akhirnya gue iyakan aja ajakan itu. 19.05 gue sampai di parkir gedung pertunjukan. Langsung menuju parkir kiri gedung karena disanalah kita janji ketemuan. Dari jauh mulai terlihat body semampai Nesya di samping Pos Parkir. "hai Sya... lama nungguin?, mana Ida ?" gue tanyain dia begitu gue sampai di hadapannya. " baru 10 menit kok, sori ini ida SMS katanya lagi anter mama nya kondangan, dia gak bisa ikut kesini" jawab Nesya. "trus ini mau kita jadi nonton atau cancel aja" gue balik tanya. "langsung aja din, gue ngefans banget sama arman maulana" begitu dia menjawab. Akhirnya gue persilahkan dia jalan duluan di depan. Sebagai seorang cowok sejati harus dong jagain wanita di belakang. Namun pikiran gue sekilas jadi blank ketika dari belakang gue lihat celana jeans putih Nesya yang padat dan samar-samar terlihat garis CD nya membekas di pantatnya. Belum lagi saat gue lihat baju atasnya yang terbuat dari kaos ketat warna pink, bentuk tubuhnya begitu memabukkan gue. Hiasan bando putih di rambut dipadu senyum lesung pipitnya, duh gue jadi seerr gitu. Gue sadar sejak tadi siang Nesya selalu curi pandang kearah gue, apakah ini benih cinta ???. Antrian loket cukup panjang, sekitar 15 orang didepan kita berbaris. Langsung saja kita ambil posisi antrian berbaris karena takut didahuluin orang. Tapi karena terlalu cepatnya gerakan kami berbaris, tanpa sengaja tonjolan celana gue menggesek pantat Nesya yang berdiri di depan gue. Reflek kita saling berpandangan disusul senyum manis Nesya tanpa arti. Jam 19.40 an kita sudah pegang tiket dan segera masuk gedung pertunjukan. Hingar bingar suara band pendukung penuhi seisi ruangan. Selang 15 Menit kemudian GIGI beranjak keatas panggung. Hampir serentak para pengunjung beringsut mendekati panggung. Keadaan saling berdesakan pun tak dapat dihindari. Spontan gue suruh Nesya jalan didepan gue demi melindungi dia dari gelombang penonton yang mulai berjoget mengikuti alunan lagu "terbang" yang pertama dinyanyikan sang vokalis arman maulana. Semakin padatnya pengunjung membuat keadaan saling tekan dan dorong dari belakang. Tanpa dikomando gue langsung peluk Nesya dari belakang karena tangan-tangan jahil pengunjung mulai merajalela. Terjadilah lagi pergesekan antara benda gue dengan pantat ketat Nesya, tak itu saja, pelukan tangan gue juga menekan payudara nesya. Nesya tengadahkan kepalanya melihat wajah gue sekan respon dari himpitan gue ke badannya. Tak ada alasan untuk menolak gerakan itu karena kondisi ruangan gedung demikian padat. Dan seakan pasrah, Nesya rebahkan punggung dia ke dada gue seperti meminta perlindungan. Lambat laun gesekan yang sebelumnya hanya kebetulan menjadi lebih bertambah frekwensinya. Tak ayal burung gue berlahan membesar karena menerima rangsang. Degup jantung gue juga semakin keras dan cepat seakan mengiringi dentuman suara drum yang sedang dimainkan di panggung itu. Ini sungguh meresahkan gue, baru sekali ini jalan sama cewek, pelukan lagi, panas dingin rasanya badan gue. Tak terasa bergetar juga tangan gue di dada Nesya karena grogi. Nesya merasakan itu dan kembali tengadahkan kepala memandang gue. " Kok gemetar din, kamu belum makan ya?" tanya Nesya. "oh gak papa, cuman gerah aja" elak gue. Lagu-lagu hits GIGI silih berganti dilantunkan. Karena panasnya udara pengap akhirnya kami memilih mundur kedinding belakang. Menghindari kerumunan di depan panggung. Saat itu mulai dinyanyikan lagu "andai", sontak suasana menjadi lebih tenang, lagu slow itupun mengalun merdu diiringi suara penonton yang mengikuti liriknya. Tanpa gue sadari pelukan gue semakin erat ketubuh Nesya seakan mengalirkan nuansa romantis lagu yang dinyanyikan. Sayup gue dengar bukan alunan lagu yang keluar dari mulut Nesya tapi lebih menyerupai rintihan atau desahan pelan. Gue lirik dia juga terlihat sayu. Usai lagu tersebut gue tawarkan Nesya untuk pulang. " Sya, pulang yuk, kayaknya kamu capek gitu" kata gue. " Iya deh din, pulang aja yuk, capek berdiri" dia menjawab. 5 Menit kemudian Nesya sudah duduk di Jok Mobil tua gue. Ya memang gue selalu bawa mobil, tapi ini bukan mobil mewah, hanya sejenis katana keluaran tahun 80 an. Itupun dulu juga gue beli dari hasil menjual motor gue. "Sya, mau langsung pulang atau jalan dulu nih" gue menawarkan. "Pulang aja deh, takut kos gue dikunci kalau kemaleman pulang" kata dia menjawab. Segera meluncur mobil gue menuju kos Nesya. 30 menit sudah sampai depan gerbang pagar kos Nesya. Dan benar saja, pagar telah terkunci. Nesya melihat jam tangan, memang sudah jam 23.30 pasti dikirain yang di dalem udah pada di kamar, jadinya dikunci. "emang gak bawa kunci duplikat Sya?" gue bertanya. " biasanya gue punya, kemarin dipinjem kamar sebelah tapi lupa belum dibalikin ke gue, aduh gimana ini ..." Nesya mulai resah. Kita muter-muter aja dulu yuk sambil berpikir cari solusi. Gue lihat kalau Nesya resah gitu malah terlihat cantik wajahnya, ada kesan manja di wajah itu. tttengg... naik lagi deh burung gue setengah tiang gara-gara memandang Nesya. Akhirnya kita muter-muter di jalanan. Sempat mampir di pinggir jalan makan mie goreng jawa karena perut mulai koroncongan. Gak terasa bensin mulai menipis dan... dukkkkkk... sebuah mobil menabrak gue dari belakang. Untung kita lagi pelan jadinya tidak terjadi luka-luka. Gue langsung menepi kepinggir dan turun, saat itu pula si penabrak melarikan diri. Dalam hati gue mengumpat habis-habisan. Bumper belakang mobil copot sebelah sehingga terlihat melorot kebawah hampir menyentuh aspal. Mau tidak mau gue harus pulangin mobil ke kosan, kali aja ada motor Sindu atau Herman lagi naggur bisa gue pinjam buat anterin Nesya. Nesya pun tak keberatan. Sampai di kos gue sepi banget. Motor-motor juga gak ada semua. Gue baca selembar kertas dimeja, ternyata itu pesan dari sindu bahwa dia dan Herman pulang kampung dan baru kembali 2 hari lagi. Lemeslah gue kala itu. gue ajakin Nesya ke kamar gue sambil mikirin jalan keluar buat Nesya. " din, kalau gue tidur sini boleh?" Nesya spontan bertanya. Gue yang seumur-umur belum pernah deket sama cewek langsung tegang. Berbagai pikiran berkecamuk di kepala gue. Antara grogi dan perasaan syahwat sisa dari gesekan burung tadi akhirnya gue iyakan permintaan Nesya. Gue baru inget kalau hari-hari begini biasanya penghuni kos pada mudik karena kuliah besok libur. Seperti kecapekan banget Nesya langsung rebahan di kasur gue sambil kakinya masih terjuntai kelantai. Gue memilih duduk di kursi sambil meyulut sebatang rokok. Gue pandangin Tubuh cewek yang sekarang sedang telentang di depan gue, di kasur gue. Ada keindahan disana, wajah yang damai, wajah yang cantik. Pandangan gue mulai diracuni lirikan penasaran dan kagum pada tojolan di dada Nesya, leher yang jenjang. "Sungguh sempurna kau Nesya" tak terasa gue bergumam. Tiba-tiba Nesya terbangun mendengar gue menggumam. Gue reflek jadi kebingungan. Aduh mati gue, ngapain sih gue pakai acara menggumam segala. Sambil bertelekan kedua tangan di bawah kepala, Nesya berkata " ada apa din ?" Gue jadi serba salah sambil garuk-garuk kepala gue bilang "enggak....nyamuknya banyak". Hingga Jam 1 dini hari kita tak bisa tidur. Ngobrol kesana kemari dan gue pun tahu ternyata Nesya punya cowok di kotanya. Sontak gue jadi lemes tanpa tenaga. Gue merasa cinta juga belum, tapi mendengar Nesya punya pacar kok kenapa gue jadi gundah begini ya... Gubraakkkk......gubrakkk...meooongg... tiba-tiba suara kucing diatap rumah mengagetkan kami. Nesya spontan langsung berlari kearah gue dan berteriak histeris. Rupanya dia salah satu grup penakut kucing. Nesya duduk di sandaran tangan kursi gue sambil memeluk kepala gue. Otomatis hidung dan mulut gue ditekan oleh payudara Nesya. Rasa empuk-empuk kenyal memenuhi perasaan dan otak gue. Lambat laun hembusan nafas gue di sela-sela dadanya menyadarkan Nesya. Gue pun jadi gak enak sendiri. Segera gue berusaha menarik kepala hue dari pelukan Nesya. Tapi Nesya malah menahan tarikan gue. "gue masih takut din..." kata dia. Semenit dua menit gue turutin dia. Menginjak menit ke 6 gue mulai hilang konsentrasi karena dibakar nafsu yang tinggi akibat tekanan payudara yang berkepanjangan. Pelan-pelan gue emut-emut bukit kembar Nesya dari luar kaosnya. Nesya diam saja. Semakin beranilah gue mengeksploitasi daerah dada itu. Gue emut dan gigit dengan semangat 45. Tak disangga, ternyata Nesya malah merintih pelan, sama persis dengan kejadian tadi di gedung. Gue lihat dia pejamkan mata seakan menghayati setiap gigitan gue. Semakin panas serasa ruangan kamar gue yang cuma berukuran 4x4 meter. Entah menit keberapa tiba-tiba Nesya bangun dan memegang pipi gue, dia sergap bibir gue dan dilumatnya. Mendapat serangan mendadak gue langsung gelagapan, dan lagi level pengalaman berciuman gue hanya sebatas teori dari teman-teman. Lambat namun pasti gue mulai bisa menyesuaikan keadaan. Bersamaan dengan itu gue remas dada Nesya dengan gemas...tapi...tiba-tiba Nesya menarik wajahnya dan mejauh dan berdiri. "sori...din,gue gak bisa .." dia berusaha menolak remasan gue... Duh kenapa dengan Nesya... Gue jadi terbengong-bengong atas tingkah polah Nesya yang mendadak mundur saat aku mulai menjamah payudaranya. Gue bener-bener buntu saat itu, isi otak gue berasa begitu penuh dan tak bisa mengambil solusi apa-apa atas kejadian yang begitu mendadak itu. "Ada apa Nesya?, kamu marah sama gue?" gue tanyain dia. "Tidak din... kamu udah baik sama gue, tapi..." Nsya tak melanjutkan kata-katanya. "tapi apa Sya..???" gue penasaran banget saat itu. " Maaf din... gue ga bisa khianatin pacar gue" Jawan Nesya terbata-bata. Duuuerrr...Bagai tersambar petir rasanya gue saat itu. Ya memanglah lebih spesial pacar dari pada gue yang bukan pacar tentunya. Apa mau dikata, sedih sekali rasanya menjadi lelaki yang tak dianggap. Tapi, salah lihatkah gue tadi siang saat Nesya curi-curi pandang ke arah gue? salah sangka kah kesimpulanku tentang benih cinta yang kurasa ini ? Pusing dan berat rasa kepala ini. Gedubrakkkk......meooooong....terdengar suara mengagetkan lagi, dan itu berasal dari balik jendela tepat di belakang Nesya yang sedang berdiri mematung. Tanpa menunggu suara susulan Nesya langsung menghambur ke arah gue, teriakan histerisnya kali ini lebih kencang. Dia yang notabene adalah pasukan paranoid kucing benar-benar terlihat ketakutan. Menggigil gue lihat badan nesya yang sedang takut. Peristiwa berpelukanpun terjadi lagi. Kali ini Nesya langsung memeluk dari arah depan dengan begitu erat. Payudara kenyal terasa mendesak di dada gue. Nesya menghentak-hentakkan kaki karena takut, tapi tanpa dia sadari hentakan kaki itu kini membuat Payudaya kenyal tergoyang-goyang menggesek dada gue. Seeerrrr...tongkol yang tadinya sempat menciut kini kembali tegak menjulang, berasa sesak sekali di celana gue. Gue elus rambut di kepalanya untuk membantu menghilangkan ketakutan itu. Sesaat kemudian dia terlihat lebih tenang, hembusan nafasnya kembali teratur. Namun belum juga dia lepaskan pelukan itu. Belaian gue semakin menjalan turun hingga jelajahi tengkuknya. Tiba-tiba Nesya menggeliat sambil menggoyang kepalanya, bulu kudunya meremang. Gue masih belum paham akan gerakan dia, namun hembusan nafas gue yang terarah ketengkuknya juga memicu remasan erat tangan dia di punggung gue. Gue jadi tersadar, dia merasa geli saat gue belai tengkuknya. Tanpa pikir panjang semakin gue elus dan tiup tengkuk Nesya, semakin lama semakin bertambang dengan menegangnya jejakan kaki dia yang menghimpit kaki gue. Dengan lembut gue jilat tengkuk Nesya dan gue tambah dengan gigitan-gigitan halus. Gue sih belum pernah melakukan ini, tapi secara naluri gue meras enjoy saat melumat leher belakang itu. Semakin lama semakin gue serang daerah rawan dia tersebut. Semakiin menggila pula gerakan Nesya menerima rangsangan itu. Sekarang bukan hanya rintihan kecil yang gue dengar dari mulutnya melainkan desahan parau. Sengaja gue mencoba mengangkat tangan gue dari sana, namun suara Nesya terdengar menggumam seperti tak rela gue berhenti. Merasa mendapat lampu hijau, gue tancap gas telusupkan tangan kiri gue yang masih bebas ke balik kaos di punggungnya, gue raba punggungnya dengan lembut. lalu sedikit menepi gue sengaja senggol pinggiran toketawati di yang masih tertahan Bra. Respon positif pun semakin timbul akibat kegiatan gerilya gue itu. Sekarang gue mulai berani menarik lepas tali bra Nesya, seketika langsung kendor lah ikatan bra yang menghalangi aksi gue. Dengan gerakan cepat gue masukin kedua tangan gue melalui kaos dipunggungnya. Gue gosok punggungnya sambil gue tempelin dua jari jempol guue di tepi toketawatinya. Dengan gerakan memutar, segera beralih posisi tangan gue masuk ke daerah payudaranya dan langsung gue pilin puting Nesya. Dia langsung melotot kaget menerima gerakan itu dan mendesah keras. "aaaaaaaaahhhhh din...." Tanpa menunggu nafsu Nesya mereda segera gue gosok dan remas toketawatinya beserta putingnya. Nesya menggelinjang tak karuan. " ahhh ahh ahhh din... merinding tapi enak.. baru pertama di pegang cowok din... ennakkk ahhh" Nesya mendesah. " iyahh Nesya...nikmati aja ya...gue cuma ingin nyenangin kamu..." gue jawab. Gue tarik tangan kiri gue dari payudara montoknya. Sebagai ganti gue masukin tangan gue itu ke bongkahan pantatnya melalui tepi belakang celana jeans yang Nesya pakai. Mata Nesya terlihat demikian sayu hingga mirip seperti hendak terpejam. Nesya begitu menghayati belaian ini. Gue remas gemas pantatnya yang padat langsung dibwah CDnya. Semakin ke dalam gue belai lubang anusnya dengan lembut dan gue pijit-pijit daerah anus itu (gue gak tahu mau diapain tuh anus, jadi gue pijit aja), dari pijitan semakin dalam gerakan menjalar gue menuju tepian vegi nya. Begitu mengenai labia mayoranya dan sedikit terpeleset di Vegi yang basah si Nesya langsung mendongak dan mengerang tak jelas. " ahhhrrggghhhh......." Setelah itu dia sambar mulut gue dan di sedotnya lidah gue dengan keras. Gue balas sedotan itu hingga akhirnya terjadi peperangan lidah dan empotan mulut melawan mulut dengan membabi-buta. Semakin gue gesek dan korek daerah basah Vegi Nesya. Sesat menemukan tonjolan seperti kutil, gue gosok aja kutil itu dengan cepat. Nesya berteriak di sela ciuman mult. " awwwhhh mmlmmmm...ahh ..waa.hhhaa.." Gue seperti menemukan mainan baru semakin menggilaa gue gosok kutil itu dengan kecepatan super. Nesya mengejang dan dia jepit tangan gue yang di Vegi dengan kuat. Dia gigit lidah gue...gue jadi gelagapan...belum pernah gue rasain ini...Sepertinya Nesya merasakan nikmat puncak dari gesekan gue itu. Sekian detik kemudiian jepitan kaki Nesya di tangan gue melemah. Gue lihat sinar mata penuh kenikmatan di mata Nesya. Nesya berdiri dari posisi pelukan. Tapi kali ini dia tak mundur. Dengan sayu dia berkata "din...sungguh ini begitu nikmat...gue melayang din..lanjutin ya din" Dalam hati gue bersorak senang. gue lihat rona wajah nesya begitu ayu dalam balutan gerak bibir yang begitu seksi. Gue jatuh cintaaaa.. Gue mendekat ke tubuh cantik itu, gue pegang kedua pipinya, gue berbisik " Kamu cantik Sya, maukah jadi pacarku" Namun Nesya menjawab, "Sudah din...kita nikmati aja ya, gue masih ada yang punya" Kebencian serasa merasuki relung hati. Tapi sekali lagi wajah Nesya begitu lembut dan damai sehingga lagi-lagi gue terhanyut dan lupa pada derita hati gue... Gue segera mengangkat kaosnya ketas, dia membantu meloloskan dengan mengangkat tangannya. Dia sendiri juga yang melepas bra yang sudah gue kendorin talinya tadi. Gue terbelalak takjub. Indah beneerrrr.. bukit bersih putih menantang dengan puting semu merah jingga...luar biasa. Tanpa meremas gue julurkan lidah gue dan gue putar-putar lidah di selingkaran putingnya. "aaawww din geliii" Nesya mendesah manja. gue jadi gemes abiss.. Semakin gue mainkan liidah gue di puting itu bergantian dengan dada satunya hingga keduanya menegang. Sambil lidah bekerja, tangan gue juga bekerja menurunkan celana jeans berikut CDnya bersamaan, Nesya membantu dengan tangannya. Sekarang gue lihat bidadari turun dari kahyangan... bugil poolos seksi... pahanya padat, Veginya tembem ngegemesin deh... Tiba-tiba Nesya mendorongku hingga terjengkal di kasur gue. Dia lucuti semua pakai gue tanpa tersisa. Gue bantuin dia agar cepat selesai (hehe). Begitu melihat kontil gue Nesya memekik tertahan sambil menutup mulut. " Ihhh ini barang kamu din...se gede ini ? baru kali ini gue lihat kecuali di film BF " dia berkata. Sebenarnya Gedenya kontil gue hanya kekagetan Nesya saja. Ukuran kontil gue standart seperti masyarakat indonesia pada umumnya. Namun karena Nesya baru kali ini melihat barang secara Live jadinya dia cukup kaget. namun lambat laun dia mulai terbiaasa dan sekarang sudah mulai menggenggam batang gue dan menggosokkan jempolnya di helm gue..sreeengg...berdesir aliran darah di dalam kontil gue. Agresif sekali nesya bila sudah terangsang. Tanpa menunggu, gue langsung putar posisi menjadi 69 dan gue langsung sikat abis Veginya pakai mulut. Lagi-lagi ini juga naluri gue yang bekerja. Nesya juga langsung menjilat helm gue. Gue berasa melayang dibuatnya. Bagian Helm itu dia emut dan jilat dengan gemas. Gue juga sama, melumat habis setiap lekuk Veginya. "aahhwwh aweehh shhsssttt " nesya mendesah tak jelas. Semakin lama semakin keras dan... "aaahhwwwwwwwwwwhhh...dinn ahhh" Nesya menjerit dan menjepit kepala gue. Dia merasakan lagi puncak kenikmatan. Setelah itu gue tarik kontil gue dan gue kocok dengan cepat diatas payudara montoknya. dan puncak gue itupun akhirnya datang " arrrggghhhhhh Nesyaaaaa....aaahh' Gue melepas kenikmatan dengan puas. Spermi menetes membasahi payudara Nesya. Gue ambil kain Slayer dan gue lap hingga kering. Sesaat Nafsu mereda drastis. Kamipun berpelukan di kasur. lama kelamaan Nesya tertidur, sempat gue melirik jam di HP gue, Jam 03.20 pagi ....kemudian gue pun juga terlelap. Energi kami terkuras sejak jam 7 malam tadi... Bersambung dulu ya, udah ga konek lagi nii otak gw, ^_^ wkwk

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More